KBRN Klaten: Bencana alam yang terjadi pada awal bulan Demeber lalu berupa hujan deras telah mengakibatkan sejumlah titik di kawasan lereng Merapi terjadi longsor.
Dampaknya kini masih dirasakan warga di sejumlah desa di Kemalang Klaten. Mereka mengalami kesulitan air akibat pipa air dari lereng Merapi di Bebeng Sleman putus.
Perangkat Desa Balerante Jainu menyatakan pipa dari sumber air Bebeng tersebut dialirkan ke sejumlah desa di Kemalang Klaten terjadi kerusakan atau putus, akibat diterjang banjir.
"Sehingga kurang lebih 15 ribu warga untuk sementara tidak dapat menikmati air dari Bebeng tersebut, ungkap Jainu kepada RRI, Jumat (03/12/2021).
Menurut Jainu, selama ini warganya yang memanfaatkan air dari mata air Bebeng berasal dari empat desa masing-masing Glagaharjo di Cangkringan Sleman Yogjakarta.
Selain itu tiga desa masing -masing : Balerante, Panggang dan Desa Sidorejo di Kecamatan Kemalang Klaten. Jainu menyebut untuk sementara warga memanfaatkan air dari tandon hujan.
“Untuk mencukupi kebutuhan air sekitar 15 ribu yang berasal dari empat desa.Untuk sementara karena ini musim hujan memanfaatkan air hujan dulu," ungkap Jainu lebih lanjur
Jainu mengatakan cek lokasi sudah dilakukan namun belum ada perbaikan. Koordinasi warga pemanfaat air juga sudah dilakukan.
"Kerusakan pipa diperkirakan sepanjang 500 meter atau hilang terbawa banjir," jelasnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klsten Rujadi mengatakan kerusakan pipa air di kawasan lereng Merapi itu berdampak kepada 10 ribu warga Klaten tidak dapat menikmati air Bebeng.
“Tadi saya matur pak kalak berdasarkan hasil rapat kemarin, kita harus mengganti pralon. Klaten harus beli pralon yang rusak itu,” kata Rojadi kepada wartawan.
Rujadi mengatakan , BPBD akan melakukan koordinasi terlebih dahulu untuk membahas persoalan air warga lereng Merapi tersebut. (Adam Sutanto)
0 Komentar