Laporkan Jika Terjadi PMK!

KBRN, Gunungsitoli: Pemilik ternak kerbau, sapi, kambing maupun babi yang mengetahui ternaknya memiliki gejala PMK atau penyakit mulut kuku yang tengah mewabah di beberapa propinsi di Indonesia saat ini diminta agar segera melaporkannya ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Gunungsitoli.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Gunungsitoli, Ediroto Zebua mengatakan meski hingga hari ini PMK belum ditemukan kasusnya namun pemilik ternak tetap harus waspada dan mengenali gejala PMK.

Dengan mengetahui gejala maka PMK dapat segera ditangani dan dicegah agar tidak menulari ternak lainnya sehingga kota Gunungsitoli dan Kepulauan Nias dapat tetap zero PMK.

“Gejala PMK diawali dengan demam tinggi hingga 41̊ C, nafsu makan berkurang akibat melepuhnya bagian mulut seperti sariawan pada manusia dan ketika berlanjut sampai 14 hari pada akhirnya kukunya akan terlepas sehingga ternak tidak bisa berdiri,” jelas Ediroto, Rabu (25/5/2022).

Diungkapkan Ediroto sebenarnya Indonesia sudah bebas PMK sejak tahun 1990, kemunculan PMK di tahun 2022 ini disinyalir karena pemasukan ternak sapi dari Negara Malaysia yang sebagian besar masuk ke wilayah Sumatera Utara.

Maka itu upaya yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Gunungsitoli adalah menyurati setiap PPL tentang gejala-gejala PMK dan meminta penyuluh gerak cepat jika mengetahui ada ternak mengalami PMK.