KBRN,Ambon: Provinsi Maluku kembali mengekspor komoditi rempah berupa biji pala dan fuli ke Negara Belanda, Sabtu (29/1/2022) pagi.
Komoditi rempah Maluku yang diekspor langsung dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, milik eksportir PT Kamboti Rempah Maluku. Jumlahnya mencapai satu kontainer dengan kapasitas 20 feet. Terdiri dari 4.475 ton biji pala grade ABCD. Kemudian biji pala grade SS sebanyak 2.300 ton, fuli atau bunga pala utuh 1.489 ton serta fuli (bunga pala bubuk) 188 kilogram.
Total transaksi ekspor hari ini disebut Komisaris PT Kamboti Rempah Maluku, Sam Attapary sebesar Rp1,8 Miliar.
"Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran ekspor ini,"ungkap Attapary sebelum kegiatan pelepasan ekspor dimulai.
Ekspor pagi tadi dilepas secara resmi oleh Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku Sadalie Le didampingi langsung Kabid Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Leni Nurlaini serta disaksikan Kakanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Maluku, Priyono Triatmojo secara zoom, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Elvis Pattiselano serta tim Percepatan Ekspor Maluku.
Ekspor rempah Maluku ini merupakan yang kedua kali setelah sebelumnya dilakukan PT Subuh Anugerah Indonesia (SAI). Ekspor perdana biji pala pada Maret 2021 kemarin sebanyak 28 ton, dikemas dalam satu kontainer berkapasitas 400 feet dengan tujuan ekspor China.
Plt Sekda Maluku, Sadalie Le akui Maluku memiliki komoditas unggulan yang luar biasa. Tak hanya di perkebunan, tapi juga komoditas perikanan dan kehutanan yang juga sudah diekspor seperti Damar sebanyak 5 kali.
Ia harapkan bahwa ekspor rempah Maluku yang kedua ini dapat mendorong semangat para petani pala di Maluku agar lebih meningkatkan kualitas hasil panen.
Meski ekspor pala dari Ambon mulai berjalan kembali, persoalan yang harus dipecahkan saat ini tambah Sadalie, adalah soal ketersediaan laboratorium uji aflatoksin atau jamur yang belum ada di Ambon. Kenapa perlu laboratorium dimaksud karena saat ini negara tujuan ekspor seperti Eropa sudah memiliki standar-standar yang harus dipenuhi, salah satunya uji aflatoksin.
Disampaikan, Pemerintah Provinsi Maluku melalui Tim Ekspornya siap memberikan support kepada para eksportir. Kerja sama juga perlu dibangun meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani rempah Maluku di tengah-tengah pandemi.
"Artinya pandemi bukan suatu hambatan untuk kita kendor terhadap semangat mendorong kegiatan masyarakat meningkatkan ekspor,"tegasnya
0 Komentar